Featured

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi dan Opini. Tampilkan semua postingan

0 Satu Langkah mendukung Indonesia Mengajar

Senang sekali rasanya bisa memulai hal-hal kecil berdampak besar. Apalagi kalau itu berupa motivasi pendidikan. Dua minggu yang lalu, saya dan beberapa rekan di sini memulai proyek pembuatan video motivasi untuk siswa SMA di Indonesia. Ide ini merupakan bagian dari kerangka besar yang dijabarkan oleh bapak Annies Baswedan untuk menguntai benang motivasi dari para pelajar di luar negeri dengan siswa-siswi di Indonesia.

Video yang dibuat ini menjadi pengganti kehadiran kami di sekolah-sekolah tanpa mengurangi substansi motivasinya. Karena itulah, konsep video dibuat bebas, menggunakan latar belakang alam dan budaya di Jepang agar penontonnya benar-benar merasakan feel kehidupan mahasiswa di jepang. Pemeran utamanya-pun dipilih dari tokoh-tokoh utama orgasisasi pelajar di Osaka yang punya latar belakang perjuangan pendidikan luar biasa meski berasal dari keluarga lemah ekonomi. Prestasi mereka di Kampus dan di organisasi menunjukan kalau mereka bukanlah orang yang labil hati.

Videonya bisa dilihat pada link di bawah ini.

 Study Abroad? Why Not...??



Kedepannya, kami merencanakan pembuatan video ini lebih serius dengan konsep motivasi, tidak hanya pendidikan tapi juga lingkungan, etika, Bahasa inggris, Bahasa Jepang, organisasi dan Nasionalisme.

Mari wujudkan Imperium Indonesia.
Read more

0 Katanya Intelektual....???

Katanya intelektual.......?????

 Sedikit sinis memang, tapi kalimat ini patut jadi renungan bagi siapa saja yang membacanya. Terutama kepada kita yang mengenyam pendidikan tinggi, mahasiswa yang katanya agent of change, bahkan mahasiswa tingkat Doktoral yang diharapkan menjadi ujung tombak perubahan kemajuan bangsa.

Budaya menolak tanggung jawab, ternyata masih saja menjamur di hati banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Entah apa alasannya. Takutkah? Malas kah?  Merasa tidak kompeten kah?

Jika takut, apa yang kita takutkan? Bukankah amanah adalah amalan yang berpahala jika dipikul dengan ikhlas. Malas? Kenapa belajar ke luar negeri jika masih saja membudayakan malas terhadap tantangan hidup. Merasa tidak kompeten? Justru karena kita belum kompetenlah kita belajar untuk menjadi kompeten, ke luar negeri, mencoba berbagai aktivitas, mengukirnya sebagai pengalaman hidup untuk bekal masa depan. Bahkan sejatinya manusia tidak akan pernah merasa kompeten, merasa benar-benar siap terhadap sesuatu sebelum mereka sendiri mencemplungkan diri ke dalam aktivitas yang menuntut tanggung jawab mereka itu. Ini sama saja dengan mandi pagi. Kita selalu merasa malas dengan dinginnya air, Takut pada air dingin, merasa enggan dengan air dingin, hanya sebelum kita nyemplung ke air dingin itu. Byur sekali, byur 2 kali, gosok sana-sini tidak lupa menyikat gigi, baru deh sadar betapa segarnya mandi pagi. Badan fresh, pikiran pun jadi jernih. Begitulah tantangan.

Ingat, masa depan negara bernama Indonesia tidak akan pernah jadi baik jika orang-orang terdidiknya hanya tahu dengan rumus, riset, dapat hasil lalu publikasi. Sementara hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan tanggung jawab, pendelegasian kerja, pembaktian ilmu kepada masyarakat terabaikan.

Jadi begini ya, intelektual itu mengandung 3 unsur: kemampuan menulis (dimulai dari riset sampai mempublikasikannya, berbicara (menyampaikan ide) di depan orang banyak dan mengabdi kepada masyarakat. Semakin tinggi ilmu kita (biasanya setara dengan gelar, terutama di Indonesia), semakin besar pula tantangan dari ketiga unsur ini. Ketiganya adalah kewajiban, kesempurnaan seorang intelektual.

Nah, mulai sekarang rajin-rajinlah mandi pagi, agar menjadi intelektual yang sempurna. 
Read more

1 Dualisme Gelombang Partikel adalah Sunnatullah yang Ke dua

Rasulullah adalah orang yang senang berjalan-jalan dengan sahabatnya. Suatu ketika beliau menunggangi unta berdua dengan sahabat Jabir bin Abdillah r.a. Beliau berkata “Awwalau maa khlaqallahu nuuran nabiyyuka yaa jabir”  (sesungguhnya yang pertama sekali makhluk Allah ciptakan adalah nur nabi engkau (nur Muhammad) wahai Jabir.
Inilah salah satu hadist sahih yang mendasari kebenaran riwayat nur Muhammad. Bahwa segala sesuatu yang ada, yang dulunya berasal dari ketiadaan, Allah adakan melalui Nur Muhammad. Jadi kita semuanya, manusia sejak dahulu sampai sekarang, Para nabi dan rasul, malaikat, langit dan bumi, lautan, bintang-bintang, bahkan Jin dan syetan, api dan air segala yang ada, sumber awalnya adalah Nur Muhammad, yang Allah jadikan,dengan kasih sayangNya melalui NurNya sendiri. Nur ini kemudian Allah pecah menjadi 4, dan dari pecahan ketiga, Allah jadikan langit, bumi sorga, neraka dan entitas lainnya sebagai asal untuk pembentukan makhluk selanjutnya.  

Adalah semata-mata kehendak dan kekuasaan Allah, bila pada akhirnya, yang kita lihat sekarang, ada manusia yang baik dan jahat, ada syetan dan jin yang suka mengganggu, ada malaikat yang senantiasa membantu dan menunjuki, ada pohon, hewan, logam, sampai polymer. Mereka semua adalah bentuk perubahan, mengikuti zaman sesuai ketetapan yang telah digariskan dalam ilmu Allah SWT. Berbeda-bedanya kemuliaan yang mereka miliki, sama sekali tidak menghapus bahwa mereka semua adalah, secara nyata, bersumber dari Nur kekasih Allah yang mulia.

Jika kita menjabarkan secara detail bagaimana penciptaan Nur Muhammad itu sendiri, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Madarijus Suud, akan membutuhkan halaman yang panjang untuk menguraikannya. Yang ingin saya sampaikan adalah hikmah dari hadist tersebut, bahwa kita, sebagai umat islam, dapat memahami posisi teori konservasi massa-energi yang lebih dikenal E = m.c2 serta teori dualisme gelombang partikel.

Menarik kan?

Teori dualisme gelombang-partikel yang dikemukakan oleh de Broglie menyebutkan bahwa sebuah partikel tidak hanya memiliki identitas massa, tetapi juga panjang gelombang. Sementara gelombang sendiri tidak hanya memiliki karakteristik gelombang pajang gelombang, tetapi juga karakteristik partikel yaitu massa. Secara matematis persamaan de Broglie dinyatakan sebagia berikut:

Dengan λ adalah panjang gelombang (nm), h merupakan konstanta Planck 6.62 x 10-34 m2.kg/s, m adalah massa (kg) dan v kecepatan (m/s).

Sekarang mari kita berhitung. Pertama, kita hitung massa sebuah panjang gelombang spesifik, contohnya sinar tampak berwarna merah. Menurut spektrumnya, warna merah memiliki rentang panjang gelombang sekitar 630-700 nm. 
Spektrum Cahaya sebagai Fungsi Gelombang Elektromagnetik

Kita ambil 630 sebagai angkanya, dan masukkan ke persamaan di atas. Jangan lupa gunakan 3 x 108 m/s sebagai nilai kecepatan cahaya. Akan didapatkan nilai massa dari warna merah adalah 3.5 x 10-36 kg. Nilai ini sangat kecil, hampir mendekati nol. Karena itu bisa kita katakan, bahwa yang kita sebut sebagai gelombang itu adalah karena karakteristik gelombangnya yang lebih terlihat, sedangkan karakteristik partikelnya (massa) tidak jelas terlihat sehingga sehari-harinya dapat diabaikan.
Nah bagaimana dengan panjang gelombang sebuah partikel? Dengan mengotak-atik persamaan di atas, misalkan untuk logam emas murni bermasa 1 kg yang bergerak dengan kecepatan 1 m/s, nilai panjang gelombangnya adalah 6.62 x 10-34 m. Jadi disimpulkan bahwa untuk sesuatu yang kita sebut partikel, karakterisitik massanya terlihat nyata sedangkan karakter gelombangnya sangat kecil, juga mendekati nol. Akan tetapi penyebutan sangat kecil itu secara fisika tidak menafikan bahwa gelombang punya sifat partikel dan partikel punya sifat gelombang karena nilai tiap karakternya bukan nol. Semuanya tergantung pada bagaimana keadaan gelombang atau partikel tersebut.

Di sinilah Einstein datang membawa E=m.c2nya. menurut persamaan ini, ada konservasi antara massa terhadap energi maupun sebaliknya. Jika kita menggerakkan sebuah partikel bermassa 1 kg hingga mendekati kecepatan cahaya, karena konstanta kecepatan cahaya itu sendiri sangat besar, maka energi yang timbul dari kondisi ini juga sangat besar. Di saat yang bersamaan, energi yang dimiliki oleh partikel yang bergerak pada kecepatan seperti itu membuat massa geraknya menjadi berlipat ganda dibandingkan massa diamnya. Karena makin besarnya massa tersebut, dibutuhkan energi yang makin besar pula untuk menggerakkanya menuju ke kecepatan cahaya. Jika suatu benda dapat melewati kecepatan cahaya maka benda itu sendiri akan menjadi partikel cahaya (photon). Ini mustahil secara fisika karena di alam ini tidak ada yang bisa menyamai kecepatan cahaya. Sama seperti mustahilnya bagi manusia untuk menyamai kecepatan malaikat yang telah Allah pertahankan tubuh fisiknya tetap berupa cahaya.

Maha benar Allah yang menciptakan teori dualisme gelombang partikel, Rasulullah yang pertama kali mengajarkanya dan Louis de Broglie memformulasikannya ke dalam persamaan matematis yang mudah di pahami.  

Terakhir saya ingin mengatakan bahwa islam tidak membelakangi metode ilmiah tapi mendorongnya maju ke depan. Namun, agama islam sendiri tidak semuanya harus di ilmiahkan. Ada bagian yang harus diterima dengan keimanan, yang hanya ketika bisa diterima dengan keimanan maka hidayah tentang rahasia-rahasianya akan nampak dan saling berkaitan.
Berkata rasulullah: Sesungguhnya iman yang luar biasa itu, adalah mereka yang tidak pernah bertemu dengan ku, tidak pernah bertemu dengan sahabat-sahabatku, tapi mereka tetap beriman pada apa yang aku bawa (Islam). 

Note: Tulisan ini adalah semata-mata pendapat pribadi dengan mengambil penyederhanaan terhadap Teori-teori relativitas. 
Read more

0 The "tenacity" towards research


Science benar-benar luar biasa. Benar-benar luas. Semakin tinggi mengenyam pendidikan, semakin sadar kalau banyak sekali yang belum kuketahui di dunia ini. Mungkin inlah yang dimaksud oleh Rasulullah ; “tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat.”
Juga pernah diucapkan oleh Aristoteles: “satu hal yang saya ketahui pasti adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa”.

Satu hal yang tidak boleh salah dimegerti adalah adalah kenapa kita mau melanjutkan pendidikan hingga Ph.D.
Prestise,。。。。?
Kesenangan hidup di luar negeri,…..?
Ingin mencoba kemampuan otak,…?
Mengumpulkan uang banyak dari hasil tabungan beasiswa….?
atau sekedar melarikan diri dari realita dunia kerja sama sekali tidak akan bertahan lama. Segera setelah ekstase alasan seperti itu habis, kita akan disadarkan bahwa Ph.D bukanlah sesuatu untuk dicoba-coba atau hanya sekedar pelarian semata.

Beasiswa ke luar negeri bukanlah tentang bea-nya, tapi tentang siswa yang menjalaninya. Scholarship itu adalah demi scholar (ilmuan, cerdik pandainya) bukan tentang ship nya. Untuk bisa bertahan dalam lingkungan pendidikan tertinggi ini, kegairahan (passion) terhadap ilmu pengetahuan adalah satu-satunya alasan bertahan.The tenacity towards research.





Akan tetapi, sebagai calon pemakai gelar Doctor, tentu saja banyak hal lain yang diharapkan oleh Professor dan masyarakat dari kita. Leadership, organization skill, wawasaan regional dan kemasyarakatan serta kemamapuan implementasi ilmu ke dalam bentuk sederhana yang renyah mudah dikunyah oleh masyarakat. Pada dasarnya kita diharapakan jadi tipikal ideal manusia berpendidikan.

Jalan panjang menuju ke sana.

Read more

0 Berdoa Adalah Sebuah Kebutuhan


Berdoa adalah sebuah kebutuhan. Berdoa bukan karena mengharapkan hajat terkabul atau tercapainya cita-cita. Karena jika demikian halnya, di saat Allah menunda pengijabahan doa tersebut, kita akan dengan mudahnya berburuk sangka kepada Allah. Tentu saja berdoa itu adalah perintah Allah, dan begitu banyak doa yang diajarkanNya demi memohon berbagai hal dalam kebaikan. Berdoalah, tetapi berdoalah sebab merasa butuh kepadaNya sebab yakin, dialah yang Maha kaya, yang Maha layak untuk diagungkan dan diminta. Soal apa yang diminta, terwujud atau tidak, Dialah yang lebih tau apakah yang terbaik saat ini dan nanti. 
Read more

0 Bersyukurlah



Ketika melihat orang tua yang berpakaian lusuh, badan kurus, kulit keriput, meminta-minta di tengah jalan, aku berpikir apa jadinya aku jika laki-laki itu adalah orang tuaku. Apakah yang akan aku makan malam ini dan di mana aku tinggal? Mungkinkah hanya di bawah atap langit yang Maha luas ini dengan sinar bintang sebagai lampunya? Apakah yang aku makan? Mungkinkah hanya nasi-nasi sisa yang didapat oleh lelaki tua itu dari tempat sampah atau sekotak nasi berlumur kuah santan yang dibelinya murah dari penjual nasi di pasar? Apa jadinya aku kalau dia orang tuaku?
Ketika aku lihat anak kecil dengan pakian compang-camping, celana robek menenteng tas karung, duduk di pelataran pasar raya, menunggu pengunjung toko mewah yang mau menyemir sepatu mahal mereka sambil melihat-lihat barang baru, aku berpikir bagaimana jika anak itu adalah aku? Apakah dia sekolah? Di mana dia tinggal dan apa yang bisa dimakannya malam ini? Jam berapa dia berangkat dari rumah untuk     mencari uang dan jam berapa dia pulang?

Saat aku lihat di televisi, anak-anak menjadi korban perang, korban kemiskinan, korban bencana alam, korban kebodohan dan kemunafikkan para penguasa, aku berpikir bagaimana jika salah satu dari mereka adalah aku? Tidak tahu apakah besok bisa hidup dengan selamat, kapan akan bisa sekolah, makan dengan layak di rumah yang layak bersama keluarga yang tertawa riang penuh kehangatan.

Saat aku lihat “brandal-brandal Ciliwung” mandi dari kotornya air sungai yang tercemar berbagai sampah di sepanjang badan sungai, aku berpikir bagaiaman kalau salah satu dari mereka adalah aku? Berapa lama aku sangup bertahan hidup tanpa sakit, tanpa terinfeksi penyakit dadam lingkungan yang penuh polutan seperti itu? Bisakah mereka berkonsentrasi belajar di sekolah sementara berbagai penyakit siap mengintai tubuh-tubuh muda mereka yang penuh harapan?

Saaat kulihat anak yatim berkumpul di Asrama panti asuhan mereka, bagaimana jadinya kalau aku juga di sana? Mereka tidak punya orang tua yang akan memandu hidupnya, sebagian besar berharap dari bantuan para donator yang ingin membantu dengan ikhlas, atau para pejabat yang sedang berkampanye untuk mempertahankan jabatannya. Mereka tidak tahu apakah besok mereka bisa terus berada di sana dalam keadaaan baik atau tidak. Karena kabarnya banyak pejabat yang menyalurkan bantuan hanya di musim kampanye saja, semenetara pohon kampanye hanya berbuah sekali dalam 5 tahun saja di Indonesia. 

Saat kuingat anak-anak berlarian di belakang rumahku memunguti sampah botol sambil menyandang karung besar, aku berpikir bagaimana kalau aku adalah salah satu dari mereka. Bagaiaman caranya mereka hidup? Dengan sekarung botol PET bekas yang harganya hanya beberapa puluh ribu, yang harus mereka kumpulkan dalam waktu berhari-hari, berminggu-minggu, cukupkah itu untuk makan? Bagaimana sekolah? Padahal pekerjaan itu mereka warisi dari orang tua mereka yang punya perusahaan yang sama, perusahaan pengumpul barang bekas, yang keuntungannya tidak jelas berapa tapi pengeluarannya selalu sama setiap hari bahkan cenderung naik sebab keluarga perlu makan.

Apakah pantas aku bilang: Syukurlah aku bukan bagian dari mereka?

Ahhhh……, ntahlah, apapun itu aku harus bersyukur dengan keadaaan ku sekarang. Bisa menikmati pendidikan yang layak, punya harapan untuk membangun masa depan. Merekapun tentu punya, bahkan mungkin lebih besar dari harapanku. Lebih berkobar-kobar penuh semangat karena terpaan panas matahari setiap hari. Apapun itu, aku ingin membantu mereka. Sedikit memang, taapi tidak apalah. Siapa tahu yang sedikit itu adalah yang akan memperbaiki dunia ini. Satu dua orang yang penuh harapan akan kebaikan dan kecerahan di masa depan bisa jadi pembawa perubahan dunia ini, atau Negara kami, atau provinsi kami, atau kota kami, atau kampong kami, yang jelas ada harapan. Karena harapan adalah lilin yang tidak boleh padam. 

Read more

0 Visi Imperium Indonesia

Postingan kali ini bukan tulisan hasil karya saya sendiri, tapi copas dari tetangga sebelah. Tapi jangan khawatir, saya tetap menyertakan sumbernya. Saya sangat menyukai visi dan fakta-fakta dalam tulisan ini. sangat baik untuk suplemen semangat bagi mereka yang sedang studi. okeh.. selamat menikmati.






Pemuda Indonesia Pada 80
Tahun “Sumpah Pemuda”
28 Oktober 1908 – 28
Oktober 2008
Oleh : Ishadi,
SK*

Jumat pagi
tanggal 18 Juli lalu saya berkesempatan breakfast meeting dengan Prof. Yohanes Surya Ph.D., yang memperkenalkan
program Tim Olympiade Fisika Indonesia (TOFI), sebuah usaha untuk menetaskan
juara fisika, di panggung dunia. Usahanya didorong obsesi untuk suatu ketika
tampil seorang pemenang Nobel Fisika dari Indonesia.

Bukan hanya mimpi, karena seorang mahasiswa
jurusan Fisika ITB, Anike Nelce Bowaire (dari Papua
; red), memperoleh penghargaan First to Nobel Prize in Physic 2005 dalam
Kejuraan Fisika Dunia di Amerika. Anike sekarang belajar di MIT –
Massachusetts Institute Of Technology di A.S., Universitas
yang melahirkan paling banyak pemenang Nobel dunia. Anike adalah anak didik
Prof. Dr. Yohanes yang mengikuti Program Olympiade Fisika Nasional sebuah
program pelatihan khusus untuk anak-anak berbakat di Indonesia.

Menurut dia,
Indonesia memerlukan paling tidak 10,000 orang yang memiliki keahlian “advance
In science and technology” sebagai persyaratan dasar sebuah bangsa untuk
mengembangkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Sekarang ini baru
sekitar 100 orang yang tercatat memiliki keahlian dibidang itu, padahal
berdasarkan uji statistik rata rata terdapat seorang genius diantara setiap
10.000 orang di dunia. Karena Indonesia berpenduduk
230 juta secara teoritis paling tidak seharusnya terdapat 230,000 orang
jenius di Indonesia! Sebuah potensi besar untuk menemukan para
ahli di bidang “Advance Science and Technology”.

Kejeniusan seseorang diukur tingkat IQ-nya
yang minimal 140, dan tidak mempunyai korelasi dengan standard gizi yang
dikonsumsi sehari-hari. Jenius adalah sebuah bakat alam yang ada sejak
dilahirkan. Masalahnya adalah sebagian terbesar anak-anak jenius ini tidak
diolah, dilatih dan dididik secara proper. Jenius hanyalah potensi
dasar.

Sebagai contoh,
bulan September 2004, Andrey Awoitau, murid SMP
kelas 1 di Papua ditemukan mempunyai bakat jenius. Oleh Prof. Yohanes,
kemudian mebawanya ke Jakarta. Setelah dilatih secara khusus selama 8 bulan,
Andrey diikutkan pada kompetisi Olympiade Matematika Indonesia dan memperoleh
Medali Perak. Delapan bulan berikutnya lewat berbagai pelatihan lanjutan, Andrey
memperoleh Medali Emas dengan mengalahkan Ivan Christanto – Juara Dunia
Olympiade Matematika.

Bulan Agustus
2005, Prof. Yohanes melakukan penelitian acak diantara 27 SMU Negeri dan 17 SMU
Swasta di Jakarta. Hasilnya dari 1,500 siswa yang
diteliti, 300 siswa mempunyai IQ 140, dari jumlah itu 44 siswa memiliki IQ 150 –
melewati tingkat jenius. Ahli fisika dunia Albert Einstein penemu teori
relativitas memiliki IQ 150. Sedangkan Prof. Dr. Wiryono Karyo, Sekjen Departmen
Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai IQ 170.

Bulan November 2005, Prof. Yohanes lewat
penelitian lain terhadap 400 siswa SMA kelas 1 Kabupaten Toba, Samosir, menemukan 6 orang dengan IQ 150 – super jenius.
Sejak program TOFI (Tim Olympiade Fisika Indonesia) diluncurkan tahun 1993,
pelajar binaannya sudah merebut 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali
perunggu di berbagai kompetisi Matematika/Fisika
Internasional.

Jumlah ini
bertambah ketika 3 minggu lalu TOFI memperoleh 2 medali Emas, 2 medali Perak dan
1 medali Perunggu pada International Physics Olympiad ke-39 di Hanoi, Vietnam.
Sebelumnya Kelvin Anggara (SMU Sutomo, Medan) untuk pertama kalinya dalam
sejarah memperoleh medali emas di Olympiade Kimia
Internasional di Budapest (12-21 Januari 2008).

Yang paling
terkenal, Yonatan Mailoa, siswa kelas 3 SMA Penabur BPK (IQ 153) yang
pada bulan Juni 2006, merebut Medali Emas Fisika Dunia, setelah memenangkan
kompetisi yang diikuti oleh 356 peserta dari 85 Negara. Mailoa sekarang
melanjutkan kuliah di MIT – Massachusets Institute Of Technology, A.S. Bulan
Juli 2007, Muhammad Firmansyah Kasim, murid kelas 1
SMU Negri Makasar (IQ 152) memperoleh dua medali emas: masing-masing
untuk kejuaraan Olympiade Asia di China diikuti oleh 80 Negara dan Olympiade
Dunia di Iran yang diikuti oleh 90 Negara.

Prof. Nelson Tansu Ph.D, memperoleh gelar Professor
Fisika pada umur 25 tahun dari Pennsylvania State University, hanya
sepuluh tahun setelah lulus SMU Dr. Sutomo 1 Medan, Nelson menjadi Profesor
termuda dalam sejarah perguruan tinggi di Amerika Serikat. Sementara itu Reza Pradipta berumur 23 tahun saat ini sedang kuliah
untuk memperoleh gelar Doktor Teknologi Nuklir di MIT – salah satu
perguruan Tinggi terbaik didunia.

Kita masih ingat sebuah Majalah Politik
Terkemuka A.S. ”Foreign Policy”, (yang merupakan salah satu majalah jaringan
Group ”Washington Post”,) – edisi Mei 2008, menempatkan Dr. Anis Baswedan yang sekarang Rektor Universitas
Paramadina – sebagai salah satu dari 100 ”World public intelectuals”, sejajar
dengan Al Gore, Noam Chomsky, Francis Fukuyama, Umberto Eco, Lee Kuan Yew,
sejarawan India – Ramachandra Guha dan Penulis Fareed Zakaria.

Bulan April 2004,
pada kejuaraan Fisika antar tujuh universitas paling prestigius didunia –
Harvard University; University of California – Berkeley California; Princeton
University; California Institute of Technology; Stanford University; Bremen
University dan MIT- Massachusetts Institute of Technology keluar sebagai juara
setelah mengumpulkan penghargaan terbanyak. MIT
mengirim 7 orang mahasiswa, 3 diantaranya mahasiswa Indonesia yang sedang
belajar perguruan tinggi tersebut.

Untuk
merealisasikan mimpinya Prof. Yohanes berencana mendirikan paling tidak 10 kelas
super di Indonesia. Masing-masing kelas terdiri dari 20 orang yang dipilih
diantara siswa yang mempunyai IQ diatas 140 dan ditempelkan di SMU unggulan di
Indonesia. Sekarang ini ada satu kelas yang sudah ditempelkan ke SMU 3 Jakarta.
Kalau program ini berjalan baik dipastikan dalam dua tahun, akan lebih banyak
siswa Indonesia yang menjadi juara Olimpiade Asia maupun Dunia.

Tanggal 3 sampai
10 Agustus 2008 di Bali, Indonesia menjadi tuan rumah ”Asian Science Camp”,
ajang pelatihan siswa unggul seluruh Asia. Mereka dilatih oleh enam pemenang hadiah Nobel
diantaranya: Professor Masatoshi Koshiba (2002) Nobel Fisika Jepang, Professor
Yuan Tseh Lee (1986) Nobel Kimia Taiwan, Professor Douglas Osherroff (1996)
Nobel Fisika USA, Professor Richard Robers Erns (1991) Nobel Kimia Switzerland.
Indonesia mengikut sertakan 350 peserta.

Beberapa mantan juara Olyimpiade Fisika yang
telah menjadi peneliti di luar negri menjadi pembicara diantaranya Prof. Nelson
Tansu, Profesor termuda di A.S., Prof Johny
Setiawan yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy –
satu-satunya astronomy non-Jerman di Institute itu –yang menemukan delapan
planet di tata surya lain, tiga diantaranya planet HD 47536c; HD 110014b dan HD
110014c, akan dipublikasikan tahun depan dalam jurnal astronomi, dan Dr. Rizal Fajar satu dari 8 scientist yang merancang dan
menerbangkan ”probe” – laboratorium penelitian angkasa luar A.S., yang berhasil
mendarat di Planet Mars.

Indonesia
nyatanya tidak hanya kaya sumber daya alam (SDA), namun juga sumber daya manusia
(SDM). Mantan Presiden Habibie adalah seorang jenius yang lulus dari Perguruan
Tinggi Rheinisch – Westfalische Technice Hohscule, Achen, Jerman dengan
nilai Summa Cumlaude dibidang ”teknologi pesawat terbang” – Habiebie menjadi
doktor pertama di dunia yang memperoleh Summa Cum-laude di bidang
itu.

Prof. Habibie selama
bermukim di Jerman menjadi warga negara kehormatan negara itu dan menjadi salah
satu Vice President Pabrik Pesawat Terbang MBB – Messerschmitt Bolkow
Blohm. Dialah yang menemukan rumus keretakan pesawat terbang. Penemuan itu
sangat membantu upaya mendisain pesawat penumpang raksasa yang dibuat di pabrik
Boeing maupun Air Bus. Rumus nya dipakai untuk mendisain pesawat Jumbo Boeing
747 dan Boeing 777 serta Air Bus A380.

Temuannya menyebabkan Habibie dikenal sebagai
”Mr. Crakers”. Habibie tahun 1976 merintis pendirian industri penerbangan IPTN
(Industri Pesawat Terbang Nurtanio) di Bandung. Banyak orang muda Indonesia
pintar yang didorong keperluan memperoleh fasilitas labaratorium dan lingkungan
budaya peneliti yang advance terpaksa sementara bermukim di luar
negri.

Ketika IPTN
berhenti mendisain dan memproduksi pesawat, ratusan pegawai ahli yang sebelumnya
belajar di berbagai universitas ternama dunia hengkang ke berbagai negara dan
menjadi tenaga inti diperusahaan yang ditempati. Di Malaysia terdapat 200
karyawan ex IPTN yang menjadi tenaga inti dari Pabrik Komponen Pesawat di negara
itu. Pabrik itu menjadi supplier untuk Air Bus A320, sebagian bahkan di
“forward” ke PT Dirgantara Bandung karena mereka sendiri sudah
“over-load”!

Di pabrik
pesawat Embraer Brazil ada 100 tenaga Teknik Penerbangan Indonesia 5 diantaranya
sudah menjadi tenaga tetap. Di pabrik Lalu, de Havilland, Kanada terdapat 10
orang Teknisi Penerbangan, sementara di Pabrik
Boeing A.S. terdapat 20 orang tenaga teknik Indonesia, termasuk Profesor
Sulaiman Kamil Mantan Direktur Teknologi IPTN. Di Pabrik Pesawat terbang CASA
Spanyol tempat sebagian tenaga IPTN sebelumnya belajar dan dilatih terdapat
seorang Trainer Indonesia Ir. Math. Risdaya Fadil.

Pesawat terbesar didunia Air Bus A380, yang
tahun lalu melakukan penerbangan perdana – didisain oleh ratusan tenaga ahli
dari berbagai negara. Tenaga ahli Indonesia
merupakan kelompok terbanyak yang berasal dari luar Eropah!

Tidak
hanya di Industri Pesawat terbang, di Silicon
Valley pusat ITC termasuk pabrik Microsoft terdapat 100 ahli IT Indonesia yang
bekerja disana. Ahli Indonesia banyak juga
yang bekerja di NASA – National Space and Auronatica di Florida A.S.
Kalau saja kelak iklim riset science sudah lebih kondusif dipastikan ratusan
tenaga ahli Indonesia akan pulang kampung dan bekerja disini. Karena pengalaman
empiris membuktikan orang Indonesia yang merantau tidak betah berlama lama
diluar negri. Bangsa Indonesia bukan bagian dari bangsa yang suka ber migrasi
kenegara lain.

Selain kaya
Sumber Daya Alam Indonesia juga kaya dengan SDM – Sumber Daya Manusia Unggul –
terdiri dari orang orang muda yang cerdas, hebat dan berbakat. Mereka yang akan
membawa Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke lima di
dunia setelah Cina, India, Uni Eropah dan A.S. menurut ”Visi Indonesia 2030.
Hidup Pemuda Indonesia.

Sragen, 28
Oktober 2008.*
Ishadi S.K.

Tambahan dari owner Blog ini : 
Di Jepang banyak juga orang indonesia yang terkenal karena prestasi akademisnya. Sebut saja Prof. Ken sutanto, putra Indonesia asal Surabaya yang jadi Guru Besar di Waseda University. Beliau adalah professor multitalent yang memegang gelar Doktor untuk 4 bidang ilmu yang berbeda. 
Penemu code pemrograman teknologi 4G (saya lupa namanya) konon juga berasal dari Indonesia. Sekarang dia sudah membuka usaha sendiri di Jepang dalam bidang Telekomunikasi.


Ganbatte....semuanya...
Read more

0 Inilah Jembatan Antara Sains dan Agama!!

Setelah mencari selama bertahun-tahun, akhirnya bertemu juga dengan titik misterius itu. Inilah jembatan antara ilmu pengetahuan dengan agama:
Setiap benda yang terlihat maupun tidak terlihat, besar maupun kecil, semua yang ada di alam semesta ini terdiri dari atom, atom di susun oleh proton, neutron dan electron atau disebut partikel subatomic. Penelitian lebih lanjut menyebutkan bahwa partikel subatomic ternyata juga terdiri dari partikel lebih kecil seperti kuark, gluon, lepton, dan neutrino. Dan ternyata, mereka-mereka ini disusun lagi oleh sesuatu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, bentuk energi kecerdasan yang hidup, terus bervibrasi tanpa henti yang disebut sebagai kuanta. Kuanta adalah istilah yang digunakan oleh Max Planck pertama kali saat dia menjelaskan teori rambatan energi cahaya yang bersifat diskret (tidak kontinu) melainkan terpaket-paket (kuanta). 

Kecanggihan teknologi saat ini telah memungkinkan orang untuk mempelajari perilaku kuanta lebih jauh. Dia adalah dasar bagi semua yang ada di alam semesta, pembentuk bagi yang hidup dan kasat mata walaupun kuanta itu sendiri tidak terlihat. Saya, anda, komputer ini dan semua lainnya yang ada di semesta, kasat mata atau tidak, berat-ringan, besar-kecil, dekat-jauh, semuanya tersusun atas kuanta yang sama. Ini adalah theory of everything bagi ilmu fisika. Hakikat semua yang ada, tubuh sejati manusia yang jauh lebih berharga dan mulia dari sekedar fisik. Inilah satu persen nikmat yang dititipkan tuhan ke alam semesta, sementara 99 persen lainnya disimpan di surga.

Sesungguhnya Aku mempunyai seratus nikmat, 1% nikmatku aku turunkan ke dunia sedangkan 99% lainnya Aku simpan di dalam surga. 1% nikmat itulah yang diperebutkan oleh semua makhluk di dunia. (Hadist Qudsi)

Kuanta memiliki kecerdasan karena dapat merespon vibrasi lain yang dipancarkan kepadanya sesuai hukum tarik-menarik (law of attraction). Jika anda menginginkan sesuatu secara fokus, itu berarti anda (sebagai kuanta) sedang mengirimkan sinyal-sinyal, getaran kehendak ke seluruh semesta. Maka kuanta di alam semesta akan meresponnya dengan cepat. Mereka akan bekerjasama mewujudkan apa yang anda inginkan itu. Seberapa cepat keinginan itu terwujud, tergantung seberapa kuat fokus anda (baca:yakin) bahwa keinginan itu bisa terwujud. Kuanta juga mengikuti hukum non lokalitas, tidak terkurung oleh tempat serta tidak mengikuti waktu. Dia ada di sini dan di mana-mana. Jamak dalam satu kesatuan, satu untuk semua keberadaan. Sama seperti cahaya matahari  yang ada di teras rumah anda dengan yang ada di lapangan terbuka, keduanya saling terhubung dan beinteraksi.

Sebagai energi, kuanta adalah bentuk sejati semua energi yang kita ketahui saat ini. Jika anda membayangkan energi nuklir mampu meluluh lantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki dalam sekejap, maka energi nuklir yang berasal dari tumbukan atau pembelahan partikel sub atom itu tentu saja masih kalah jauh kuatnya jika dibandingkan dengan energi kuanta yang merupakan penyusun proton, neutron dan electron. Kuanta mampu mempengaruhi tidak hanya tubuh fisik, tetapi juga tubuh halus manusia sehingga merusaknya seumur hidup. Itulah kenapa luka akibat fitnah seseorang terasa sangat menyakitkan bertahun-tahun jika dibandingkan dengan Luka yang disebabkan oleh pisau pada jari yang dapat sembuh dalam seminggu. Karena fitnah merusak jiwa (kuanta) manusia.

Ada banyak kalimat yang digunakan para motivator, penceramah, guru untuk menjelaskan tentang kekuatan pikiran dan perasaaan. Pada umunya disebut sebagai positive thinking.(to be continued).

Read more

0 Sepenggal Motivasi


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,

Untuk semua adikku almamater Kimia UNAND,..
Pemuda-pemudi cerdas dan berbakat. Untuk mereka yang ingin meraih cita-citanya. Yang belum termotivasi tapi mau menghargai, yang telah termotivasi tapi belum berniat, yang telah berniat tapi masih ragu-ragu, yang telah bulat tekadnya tapi masih belum menemukan kesempatan, dan yang telah merintis jalan tapi masih belum sampai ke tujuannnya yaitu menuntut Ilmu ke Jenjang yang lebih tinggi di berbagai Negara “maju” di dunia.

Aku ingin memberikan sedikit motivasi kepada kalian, semoga bermanfaat. 

Ilmu adalah harta paling berharga di dunia dan akhirat, dengan syarat bahwa ilmu itu dituntut dengan niat yang ikhlas karena Allah dan diamalkan dengan niat yang ikhlas pula untuk kebaikan di Jalan yang di RedhaiNYA. Jika ada yang masih ragu-ragu antara memilih melanjutkan studi atau mencari pekerjaan, shalat istikharahlah. Mudah-mudahan mendapat petunjuk DariNYA. Tapi ketahuilah bahwa ilmu selalu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga pemiliknya sedangkan harta butuh dijaga oleh pemiliknya. Harta akan habis jika dibagi sedangkan ilmu akan bertambah luas jika diajarkan. Harta yang bermanfaat mengikut kepada ilmu yang bermanfaat, namu tidak sebaliknya. 

Jika keraguan itu karena beratnya hati meninggalkan keluarga serta orang-orang yang disayangi, titipkanlah mereka kepada Allah. Pasti Dia akan menjaganya jauh lebih baik dibandingkan penjagaan yang dapat kita berikan. Berdoalah didalam hati agar kelak dipertemukan kembali dan dikekalkanNYA pertemuan itu. 

Untuk mereka yang sedang berjuang meraih kesempatan beasiswa ke luar negeri, YAKINLAH.  Jika langkah pertamamu ikhlas, pasti diberikannya kemudahan. Perjuangan yang berliku hanyalah satu bentuk latihan persiapan yang diinginkanNYA agar kamu lebih tegar. Yakinlah bahwa saat kalian telah berniat sungguh-sungguh di dalam hati, maka kalian sudah sampai ditempat yang ingin kalian tuju. 

Akan selalu ada pertanyaan besar, mau kemana kita setelah menyelesaikan pendidikan. Adakah perkerjaan yang layak menanti setelah kembali ke tanah air? Jika bekerja, sesuaikah dengan bidang ilmu? Berapakah gajinya? dst dst..Percayalah Kita tidak akan pernah menemukan jawabannya selama tidak pernah beranjak dari tempat kita bertanya. Tuhan memerintahkan kita untuk merencanakan masa depan, tapi tidak pernah memberi hak 100% menentukan hasilnya.

Dan untuk semuanya, di negeri yang jauh ini, kita tidak hanya akan belajar sains. Ada nilai-nilai luhur,sifat-sifat utama, ilmu kehidupan dan cermin-cermin untuk perbaikan diri sendiri dan Negara kita.
Selamat berjuang.
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© The Viko's Emporium | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger