Featured

Diberdayakan oleh Blogger.

0 Fana




Laki-laki tidak menangis di hadapan wanitanya
Bukan karena tidak cinta
Jika ia ikut menangis
Siapa yang akan mengusap air mata?

Laki-laki juga bisa menangis
Jika tidak pada hatinya,
Maka pada dinding-dinding kamar
Bersama sunyi yang menempati malam
Ditambah sedikit dingin agar sakitnya terasa perih
Dalam diamnya berteriak
Ooo... Bunda malam, selimuti aku
Matikan lampu itu dan bawa udara ke hidungku
Agar aku bernafas dan panas merambat hatiku
Bukankah kamu tahu sudah saatnya aku tertidur
Bukan untuk lelap
Tapi berjalan di ilusi kekosongan
Tanpa rasa, tanpa derita
Fana.
Read more

0 The "tenacity" towards research


Science benar-benar luar biasa. Benar-benar luas. Semakin tinggi mengenyam pendidikan, semakin sadar kalau banyak sekali yang belum kuketahui di dunia ini. Mungkin inlah yang dimaksud oleh Rasulullah ; “tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat.”
Juga pernah diucapkan oleh Aristoteles: “satu hal yang saya ketahui pasti adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa”.

Satu hal yang tidak boleh salah dimegerti adalah adalah kenapa kita mau melanjutkan pendidikan hingga Ph.D.
Prestise,。。。。?
Kesenangan hidup di luar negeri,…..?
Ingin mencoba kemampuan otak,…?
Mengumpulkan uang banyak dari hasil tabungan beasiswa….?
atau sekedar melarikan diri dari realita dunia kerja sama sekali tidak akan bertahan lama. Segera setelah ekstase alasan seperti itu habis, kita akan disadarkan bahwa Ph.D bukanlah sesuatu untuk dicoba-coba atau hanya sekedar pelarian semata.

Beasiswa ke luar negeri bukanlah tentang bea-nya, tapi tentang siswa yang menjalaninya. Scholarship itu adalah demi scholar (ilmuan, cerdik pandainya) bukan tentang ship nya. Untuk bisa bertahan dalam lingkungan pendidikan tertinggi ini, kegairahan (passion) terhadap ilmu pengetahuan adalah satu-satunya alasan bertahan.The tenacity towards research.





Akan tetapi, sebagai calon pemakai gelar Doctor, tentu saja banyak hal lain yang diharapkan oleh Professor dan masyarakat dari kita. Leadership, organization skill, wawasaan regional dan kemasyarakatan serta kemamapuan implementasi ilmu ke dalam bentuk sederhana yang renyah mudah dikunyah oleh masyarakat. Pada dasarnya kita diharapakan jadi tipikal ideal manusia berpendidikan.

Jalan panjang menuju ke sana.

Read more

0 Berdoa Adalah Sebuah Kebutuhan


Berdoa adalah sebuah kebutuhan. Berdoa bukan karena mengharapkan hajat terkabul atau tercapainya cita-cita. Karena jika demikian halnya, di saat Allah menunda pengijabahan doa tersebut, kita akan dengan mudahnya berburuk sangka kepada Allah. Tentu saja berdoa itu adalah perintah Allah, dan begitu banyak doa yang diajarkanNya demi memohon berbagai hal dalam kebaikan. Berdoalah, tetapi berdoalah sebab merasa butuh kepadaNya sebab yakin, dialah yang Maha kaya, yang Maha layak untuk diagungkan dan diminta. Soal apa yang diminta, terwujud atau tidak, Dialah yang lebih tau apakah yang terbaik saat ini dan nanti. 
Read more

0 Kamu


Kamu adalah bulir-bulir embun pagi
Bening diterpa matahari
Daun-daun hijau senang bermain denganmu
Ketika engkau turun, bumipun bahagia

Sang Surya boleh saja perkasa di siang hari
Tapi awan itulah dirimu
Dan aku senang di naungannya

Senja itu memang merah
Menggiring hitam tuan malam
Tapi aku tegap di tepi lautan
Karena kamu, angin bertiup lembut

Biarkan saja malam
Dia raja di luar sana
Di sini di dalam mimpi
Ada ratu yang tersenyum padaku
Kamu

viko ladelta



Read more

0 Orang Minanng itu...

Orang minang itu kalau sudah dewasa pergi merantau karena:

“Karatau madang di hulu
Babuah babungo balun
Marantau bujang dahulu
Di rumah paguno balun”

Kalau sudah di perantauan:

“Di ma bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang
Di rantiang dipatah, disinan aia disauak”

Dalam bergaul:

“Mangecek barandah-randah
Musuah indak dicari
Batamu pantang diilakkan
Bakilek ikan dalam aia, jaleh sakali jantan batinonyo.”

Dalam bertindak tanduk dan menghadapi teman:

“Tahimpik nak diateh, takuruang nak di lua
Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati.
Bakato bapikiri dulu, ingek-ingek sabalun kanai, samantang kito urang nan tahu, ulemu padi nan kadipakai.
Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakaik.
Kabukik samo mandaki, ka lurah samo manurun
Cadiak jan mambuang kawan, gapuak nan usah mambuang lamak, tukang nan tidak mambuang kayu.
Capek kaki ringan tangan, capek kaki indak panaruang, ringan tangan bukan pamacah.”
Read more

1 "Rendang, I'm so proud of you"

Bangganya jadi orang minang itu, karena yang satu ini. Kulinernya terkenal di mana-mana, kalau di Indonesia, restoran Padang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bahkan sampai ke Eropapun, kita tetap bisa menemukan restoran dengan kuliner Padang.

Selama di perantauan di Osaka sini, saya yang orang Padang, sering diidentikan oleh teman-teman sebagai orang yang pandai memasak. Katanya kalau orang Padang, ya pintar membuat masakan Padang. Di masa lalu, seorang laki-laki Minangkabau belum dibolehkan pergi merantau sebelum mereka memiliki 3 keahlian, mangaji (mengaji membaca alquran), mamasak (memasak makanan untuk bekal mereka sendiri) dan basilek (bersilat, untuk membela diri dan menolong orang lain). Tetapi saya tidak tahu pasti apakah tradisi ini masih berlanjut di semua daerah di Sumatera barat. .

Rendang, makanan yang satu ini demikian terkenalnya sampai pernah memicu ketegangan dengan Malaysia, sebab mereka mematenkan rendang sebagai makanan asli negeri mereka. Dua tahun yang lalu sempat diberitakan juga bahwa rendang adalah makanan terlezat di dunia, walaupun kemudian diketahui bahwa pernyataan tersebut berdasarkan hasil survey online di Facebook yang mugkin saja didominasi oleh kontributor dari Indonesia. Apapun itu, rendang tetaplah terkenal dan diminati.

Belakangan ini banyak beredar di pasaran bumbu instan untuk membuat rendang. Meskipun tidak tahu pasti sumber bahan yang digunakan untuk meracik bumbu instant tersebut, tapi bagi saya sendiri rendang yang dimasak dengan bumbu instant sama sekali jauh dari cita rasa asli rendang. Memang rendang adalah jenis masakan yang kompleks akan bumbu dan rempah-rempah, tetapi di samping itu definisi rendang itu sendiri sering salah dipahami orang. Rendang BUKAN lah nama masakan, tapi rendang adalah cara MEMASAK. Cara memasak yang khas dimiliki oleh orang Minangkabau. Karena itu, ketika disebut rendang, maka sebenarnya yang dimaksud adalah banyak hal, mulai dari beras rendang, rendang telor, rendang daging dan lainnya. Tetapi yang paling terkenal dari itu semua tentu saja rendang daging. Rendang adalah cara memasak makanan melalui pemanasan yang lama dan konstan, yaitu dengan menajaga kekuatan panas dari sumber api tidak terlalu kuat sehingga semua bumbu dan rempah menyatu bersama bahan utama yang direndang. Sehingga dalam tradisi aslinya, pembuatan rendang bisa memakan waktu seharian untuk menghasilkan rendang hitam tapi tidak hangus. Rendang seperti ini bisa tahan berbulan-bulan karena air yang terdapat dalam semua bahan sudah habis diuapkan melalui cara memasak tadi.


Aneka bumbu instan rendang

Bumbu yang digunakan dalam pembuatan rendang bisa jadi beraneka ragam, mengikuti kondisi lingkungan tiap daerah di Sumatera Barat yang memiliki keunggulan rempah mereka sendiri. Yang jelas, semuanya menggunakan bahan alami dan segar. Saya bersykuru karena berhasil menyimpan salah satu resep rahasia bumbu rendang yang paling luar biasa lezatnya.

Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© The Viko's Emporium | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger