Freak Japan


Tidak ada yang sempurna adalah undang-undang pembenaran yang yang telah membuat pencarian “kambing Hitam” menjadi laris manis di Indonesia. Apalagi pejabat dan public figure yang selalu membutuhkan bedak bermerk pencitraan agar selalu bisa tampil terpuji di hadapan orang awam.
Di jepang, undang-undang di atas juga berlaku sih, tapi bukan dalam konteks pencarian kambing hitam melainkan karena memang secara alamiah dan cultural keagamaan masyarakatnya menjadikan mereka “aneh” , setidaknya dalam pandangan kita.

     1.   Rok mini.

Meletakkan pembahasan tentang yang satu ini dibagian awal sungguh sebuah dilema. Tapi ya mau bagaimana lagi, karena memang inilah pemandangan sehari-hari di Jepang. Kampus, mall, fasilitas umum dan jalanan memajang berbagai tipe rok mini dan hotpant lengkap dengan aksesorisnya. Lantas apanya yang salah? Yahhhh rok mini tenntu saja salah bagi agama kita tapi yang membuat aneh menurut saya adalah cewek-cewek jepang yang memakai rok mini dan hotpant di musim dingin. Atau mungkin memang mereka memiliki yin-yang yang tidak stabil sehingga bisa tahan memakai rok mini keluar rumah pada suhu yang bahkan minus sekalipun. Saya yang sudah memakai baju 5 lapis, masker, syal, topi kupluk, sepatu tinggi dan second skin tetap merasa kedinginan. Ada yang bilang pada saya bahwa rok mini itu demi mengikuti model dan lagging yang mereka pakai cukup hangat untuk melindungi kaki dari cubitan nakal angin utara. Okelah, tapi ada juga yang hanya memakai hopant, rok mini dan baju longgar tanpa second skin maupun lagging. Kalau yang ini apa coba? Kalau bukan freak ya sedikit sedeng. Saya jadi berimajinasi, kalau musim dingin saja pemandangannya sudah begini bagaimana kalau musim panas ya? hehe. Sampai-sampai salah seorang sesepuh di Nagoya bilang; “ hanya ada dua cara untuk tidak melihat rok mini di Jepang. Berjalan sambil melihat ke atas seolah-olah sedang menghitung bintang atau berjalan sambil melihat ke bawah seperti sedang mencari koin jatuh…


2.   Jamban Style

Kalau sebuah bangsa boleh dikelompokkan berdasarkan model jambannya, mungkin jepang akan berada pada peringkat bawah, lebih rendah dari pada Indonesia. Ya..., bangsa eropa menggunakan jamban model duduk, yang paling tinggi sejauh yang saya ketahui (Cuma Syifa, keponakan saya yang memakai jamban model berdiri. Ketika sudah selesai baru melapor : Nenek….syifa eek) . Lalu Indonesia menggunakan model jongkok,tapi jambannya sedikit ditinggikan dari lantai WC. Nah jepang, juga menggunakan style jongkok tapi jambannya sama tinggi dengan lantai. Bentuk jambannya juga aneh seperti persegi panjang tapi elips di ujungnya serta ada tonjolan seperti tudung di ujung yang lainnya. Bisa anda bayangkan jika ketiga style ini dibariskan dan orang dari masing-masing Negara asalnya disuruh mengambil posisi di atas jamban masing-masing, siapakah yang jadi juara ke dua?

3. Agama Maybe

Ketika bertanya pada teman jepang apa agama mereka, rata-rata jawabannya akan sama: I don’t know. My father and mother is Budhist, so maybe I’m Budhist. But, my parent also serve god. We have so many Gods. God of water, God of Home, God of Kitchen, and bla ble bloo.. More than thousand of Gods. Freak, benar-benar freak. Masyarakat Jepang benar-benar sudah kehilangan indentitasnya dalam soal agama.  Kalau atheis, jelas tidak mengakui tuhan, Kristen mengakui Yesus, Hindu mengakui para dewa, nah kalau “maybe” ini yang dipercayanya apa ya? Semua pemujaan dan praktek keagamaan mereka lebih berupa pelestarian budaya karena mencampur adukkan berbagai upacara dan peribadatan antara Shinto dan Budha (Budha di Jepang sendiri memiliki puluhan aliran). Tapi keteguhan mereka memegang agama sebagai pelestarian budaya juga tidak main-main. Makanya pertumbuhan umat muslim di Jepang tidak sepesat Negara-negara di Eropa karena memang tidak mudah mengislamkan orang Jepang disebabkan kepatuhan yang tinggi terhadap tradisi. Kalau di Eropa orang bisa tertarik masuk islam karena kesopanan dan kepedulian terhadap sesama yang ditunjukan seorang muslim, maka di Jepang hal itu jarang berlaku sebab keramah-tamahan dan kebaikan orang jepang sendiri kadang bisa melebihi seorang muslim.


4.  Akrobat Jalanan         

Jepang adalah salah satu Negara paling ramah terhadap pengendara sepeda. Bukan hanya karena mereka sangat concern terhadap gaya hidup sehat tapi juga perhatian yang serius terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global. Mungkin karena itulah Protokol tentang pengurangan emisi rumah kaca diresmikan di Negara ini (Protokol Kyoto) dan telah diratifikasi oleh hampir seluruh Negara maju di dunia kecuali, ya siapa lagi, tak lain dan tak bukan, Amerikut (Amerika Kentut).

Tapi biar sajalah Amerikut dengan dosut-dosutnya. Kita tidak akan membicarakan boneka Yahudud itud. Kembali ke sepeda, ini adalah alat transportasi paling umum dimiliki oleh masyarakat Jepang. Nyaris tidak ada rumah yang tidak punya sepeda, dan setiap angggota keluarga punya sepedanya masing-masing (bayi aja punya; namanya kereta bayi). Hal ini berkebalikan 179,99 derajat dengan Indonesia yang hampir tiap rumah punya Sepeda…motor, bahkan anak umur 7 tahun pun sudah diberikan sepeda motor oleh orang tuanya agar bisa bunuh diri di jalanan. Motor-motor keren produksi raksasa Otomotif Jepang mulai dari Hondud, Yamahud, Suzukud dan kroni-kroniya ternyata Cuma ada di Indonesia. Di jepang sendiri motor adalah pemandangan agak langka dan modelnyapun tidak sama dengan yang beredar di Indonesia. Yang paling miris adalah Sepeda motornya pak Pos. Kendaran dinas mereka adalah Honda cb model tahun 80-an yang anehnya, jalannya masih tetap macho seperti para kakek di Jepang. Sepertinya ada korelasi khusus antara performa sepeda motor dengan kakek-kakek di dua Negara ini, Jepang dan Indonesia. Honda model jadul seperti itu di Indonesia jalannya sudah loyo sekali layaknya kehabisan obat kuat dihiasi dengan bunyi batuk berisik dari knalpot, persis seperti angku-angku pecandu rokok.

Parkiran Sepeda di Jepang

Jalan untuk pengendara sepeda disamakan dengan jalur untuk pejalan kaki, Raja pertama di jalanan Jepang. Kalau ada persimpangan yang tidak ada lampu merahnya, maka pengendara mobil dan sepeda motor akan berhenti secara hormat jika pengendara sepeda dan pejalan kaki ingin lewat. Model sepeda yang digunakan pun bermacam-macam, ada yang satu gear, banyak gear, model elektrik dan model kakek-nenek.  Entah karena sudah terbiasa atau memang keturunan Ninja, banyak pengendara sepeda di Jepang bisa berakrobat di atas sepeda. Saat hujan sebelah tangan memegang payung sambil mengayuh sepeda, headset terpasang di telinga, dan kalau ada sms masuk mereka masih bisa membalas sms tanpa berhenti dulu. Dapatkah anda bayangkan bagaimana prosesnya?    (bersambung......)







comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© The Viko's Emporium | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger