Sejauh apapun aq mengayuh
sepeda, menelusuri kota metropolitan ini, sebanyak apapun aku makan, menikmati
lezatnya hidangan tradisional Negara ini, apapun hiburan yang kubuat, dengan
dukungan teknologi bangsa ini, Engkau tahu Ya Allah……, aku tetap kesepian.
Hanya dalam shalat, aku bisa
bercerita padaMU bahwa sehebat apaun Negara ini, kampung halamanku tetap
kurindukan.
Saat takbir aq bisa
menyapaMu dengan takzim, dalam Al-fatihah kita berbasa-basi saling menyampaikan
kabar selayaknya kebiasaan di Minangkabau. Lalu aku peluk keagungan ZatMu
dengan rukuk, membisikkan bahwa Engkaulah teman yang paling setia. Aku sujud
untuk mencium KemuliaanMu Yang Maha Suci dari Pengabaian terhadap ku. Engkau
yang selalu ada saat aku ingin mengadu.
HHhhhh, tak ingin kulepaskan
ciuman itu. Tapi aku harus duduk bersandar di Maha PerlindunganMu. Meminta
kepada keMahapemurahan Mu. Bershalawat kepada kekasihMU. Aku duduk bersimpuh, menyandarkan bahu kiriku
untuk melepaskan lelah dengan keMahalembutan MU. Karena Jalanan di negeri ini
sangat hening. Orang –orang terlalu sibuk untuk bekerja. Cuacanya tidak
bersahabat.
Hanya dalam shalat Aku bisa
begini. Andai saja Salam itu bukan
rukun, tak ingin ku akhiri kebahagiaan di Hadrat qudusMU.
0 komentar:
Posting Komentar