Rasulullah
adalah orang yang senang berjalan-jalan dengan sahabatnya. Suatu ketika beliau
menunggangi unta berdua dengan sahabat Jabir bin Abdillah r.a. Beliau berkata “Awwalau maa khlaqallahu nuuran nabiyyuka
yaa jabir” (sesungguhnya yang
pertama sekali makhluk Allah ciptakan adalah nur nabi engkau (nur Muhammad)
wahai Jabir.
Inilah salah
satu hadist sahih yang mendasari kebenaran riwayat nur Muhammad. Bahwa segala sesuatu
yang ada, yang dulunya berasal dari ketiadaan, Allah adakan melalui Nur Muhammad.
Jadi kita semuanya, manusia sejak dahulu sampai sekarang, Para nabi dan rasul,
malaikat, langit dan bumi, lautan, bintang-bintang, bahkan Jin dan syetan, api
dan air segala yang ada, sumber awalnya
adalah Nur Muhammad, yang Allah jadikan,dengan kasih sayangNya melalui NurNya
sendiri. Nur ini kemudian Allah pecah menjadi 4, dan dari pecahan ketiga, Allah
jadikan langit, bumi sorga, neraka dan entitas lainnya sebagai asal untuk
pembentukan makhluk selanjutnya.
Adalah
semata-mata kehendak dan kekuasaan Allah, bila pada akhirnya, yang kita lihat
sekarang, ada manusia yang baik dan jahat, ada syetan dan jin yang suka
mengganggu, ada malaikat yang senantiasa membantu dan menunjuki, ada pohon,
hewan, logam, sampai polymer. Mereka semua adalah bentuk perubahan, mengikuti
zaman sesuai ketetapan yang telah digariskan dalam ilmu Allah SWT. Berbeda-bedanya
kemuliaan yang mereka miliki, sama sekali tidak menghapus bahwa mereka semua
adalah, secara nyata, bersumber dari Nur kekasih Allah yang mulia.
Jika kita
menjabarkan secara detail bagaimana penciptaan Nur Muhammad itu sendiri,
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Madarijus
Suud, akan membutuhkan halaman yang panjang untuk menguraikannya. Yang
ingin saya sampaikan adalah hikmah dari hadist tersebut, bahwa kita, sebagai
umat islam, dapat memahami posisi teori konservasi massa-energi yang lebih
dikenal E = m.c2 serta teori dualisme gelombang partikel.
Menarik kan?
Teori dualisme gelombang-partikel
yang dikemukakan oleh de Broglie menyebutkan bahwa sebuah partikel tidak hanya
memiliki identitas massa, tetapi juga panjang gelombang. Sementara gelombang
sendiri tidak hanya memiliki karakteristik gelombang pajang gelombang, tetapi juga
karakteristik partikel yaitu massa. Secara matematis persamaan de Broglie dinyatakan
sebagia berikut:
Dengan λ adalah panjang
gelombang (nm), h merupakan konstanta Planck 6.62 x 10-34 m2.kg/s,
m adalah massa (kg) dan v kecepatan (m/s).
Sekarang mari
kita berhitung. Pertama, kita hitung massa sebuah panjang gelombang spesifik,
contohnya sinar tampak berwarna merah. Menurut spektrumnya, warna merah
memiliki rentang panjang gelombang sekitar 630-700 nm.
Spektrum Cahaya sebagai Fungsi Gelombang Elektromagnetik |
Kita ambil 630 sebagai
angkanya, dan masukkan ke persamaan di atas. Jangan lupa gunakan 3 x 108
m/s sebagai nilai kecepatan cahaya. Akan didapatkan nilai massa dari warna
merah adalah 3.5 x 10-36 kg. Nilai ini sangat kecil, hampir mendekati
nol. Karena itu bisa kita katakan, bahwa yang kita sebut sebagai gelombang itu
adalah karena karakteristik gelombangnya yang lebih terlihat, sedangkan
karakteristik partikelnya (massa) tidak jelas terlihat sehingga sehari-harinya
dapat diabaikan.
Nah bagaimana
dengan panjang gelombang sebuah partikel? Dengan mengotak-atik persamaan di
atas, misalkan untuk logam emas murni bermasa 1 kg yang bergerak dengan
kecepatan 1 m/s, nilai panjang gelombangnya adalah 6.62 x 10-34 m. Jadi disimpulkan bahwa
untuk sesuatu yang kita sebut partikel, karakterisitik massanya terlihat nyata
sedangkan karakter gelombangnya sangat kecil, juga mendekati nol. Akan tetapi
penyebutan sangat kecil itu secara fisika tidak menafikan bahwa gelombang punya
sifat partikel dan partikel punya sifat gelombang karena nilai tiap karakternya
bukan nol. Semuanya tergantung pada bagaimana keadaan gelombang atau partikel
tersebut.
Di sinilah Einstein
datang membawa E=m.c2nya. menurut persamaan ini, ada konservasi
antara massa terhadap energi maupun sebaliknya. Jika kita menggerakkan sebuah
partikel bermassa 1 kg hingga mendekati kecepatan cahaya, karena konstanta
kecepatan cahaya itu sendiri sangat besar, maka energi yang timbul dari kondisi
ini juga sangat besar. Di saat yang bersamaan, energi yang dimiliki oleh
partikel yang bergerak pada kecepatan seperti itu membuat massa geraknya menjadi
berlipat ganda dibandingkan massa diamnya. Karena makin besarnya massa
tersebut, dibutuhkan energi yang makin besar pula untuk menggerakkanya menuju
ke kecepatan cahaya. Jika suatu benda dapat melewati kecepatan cahaya maka
benda itu sendiri akan menjadi partikel cahaya (photon). Ini mustahil secara
fisika karena di alam ini tidak ada yang bisa menyamai kecepatan cahaya. Sama seperti
mustahilnya bagi manusia untuk menyamai kecepatan malaikat yang telah Allah
pertahankan tubuh fisiknya tetap berupa cahaya.
Maha benar Allah
yang menciptakan teori dualisme gelombang partikel, Rasulullah yang pertama
kali mengajarkanya dan Louis de Broglie memformulasikannya ke dalam persamaan
matematis yang mudah di pahami.
Terakhir saya
ingin mengatakan bahwa islam tidak membelakangi metode ilmiah tapi mendorongnya
maju ke depan. Namun, agama islam sendiri tidak semuanya harus di ilmiahkan. Ada
bagian yang harus diterima dengan keimanan, yang hanya ketika bisa diterima
dengan keimanan maka hidayah tentang rahasia-rahasianya akan nampak dan saling
berkaitan.
Berkata rasulullah:
Sesungguhnya iman yang luar biasa itu, adalah mereka yang tidak pernah bertemu
dengan ku, tidak pernah bertemu dengan sahabat-sahabatku, tapi mereka tetap
beriman pada apa yang aku bawa (Islam).
Note: Tulisan ini adalah semata-mata pendapat pribadi dengan mengambil penyederhanaan terhadap Teori-teori relativitas.
Note: Tulisan ini adalah semata-mata pendapat pribadi dengan mengambil penyederhanaan terhadap Teori-teori relativitas.
1 komentar:
pak saya sangat suka artikelnya,,
bahasa yang friendly, analogi yang indah, juga unsur Islam yang kuat
Posting Komentar