Science benar-benar
luar biasa. Benar-benar luas. Semakin tinggi mengenyam pendidikan, semakin
sadar kalau banyak sekali yang belum kuketahui di dunia ini. Mungkin inlah yang
dimaksud oleh Rasulullah ; “tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat.”
Juga pernah
diucapkan oleh Aristoteles: “satu hal yang saya ketahui pasti adalah bahwa saya
tidak tahu apa-apa”.
Satu hal yang
tidak boleh salah dimegerti adalah adalah kenapa kita mau melanjutkan
pendidikan hingga Ph.D.
Prestise,。。。。?
Kesenangan hidup
di luar negeri,…..?
Ingin mencoba
kemampuan otak,…?
Mengumpulkan uang
banyak dari hasil tabungan beasiswa….?
atau sekedar
melarikan diri dari realita dunia kerja sama sekali tidak akan bertahan lama.
Segera setelah ekstase alasan seperti itu habis, kita akan disadarkan bahwa
Ph.D bukanlah sesuatu untuk dicoba-coba atau hanya sekedar pelarian semata.
Beasiswa ke luar
negeri bukanlah tentang bea-nya, tapi tentang siswa yang menjalaninya.
Scholarship itu adalah demi scholar (ilmuan, cerdik pandainya) bukan tentang
ship nya. Untuk bisa bertahan dalam lingkungan pendidikan tertinggi ini,
kegairahan (passion) terhadap ilmu
pengetahuan adalah satu-satunya alasan bertahan.The tenacity towards research.
Akan tetapi,
sebagai calon pemakai gelar Doctor, tentu saja banyak hal lain yang diharapkan
oleh Professor dan masyarakat dari kita. Leadership,
organization skill, wawasaan regional dan kemasyarakatan serta kemamapuan
implementasi ilmu ke dalam bentuk sederhana yang renyah mudah dikunyah oleh
masyarakat. Pada dasarnya kita diharapakan jadi tipikal ideal manusia
berpendidikan.
Jalan panjang
menuju ke sana.
0 komentar:
Posting Komentar