Kinerja
Organic Solar Cell dapat dievaluasi dengan berbagai macam alat. Beberapa yang
pokok adalah menggunakan Solar Simulator, Spektroskopi UV-Vis + Spektroskopi
Fluoresensi, Mikroskop Laser, Scanning Electron Microscopy (SEM) serta Atomic
Force Microscopy (AFM). Berikut adalah hasil Pengukuran kinerja Organic Solar Cell
tipe Bulk Hetero Junction (BHJ) yang saya buat menggunakan metoda dan bahan
standar yaitu P3HT:PCBM.
Struktur Bulk Heterojunction Organic Solar Cell |
1. Solar
Simulator
Merupakan
alat utama dalam karakterisasi kinerja Solar Cell. Grafiknya seperti yang saya
tampilkan di bawah. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Solar Simulator
adalah penggantinya matahari, namum dalam kondisi yang terkontrol di mana
Intensitas sinar yang dipancarkannya konstan selama pengujian. Di Jepang dan
Negara-negara lintang utara lainnya Solar Simulator yang digunakan memiliki
kode AM 1.5. Artinya intensitas sinar yang dipancarkan sama dengan dengan
intensitas sinar matahari yang sampai ke Bumi lintang atas dengan posisi
matahari 45o terhadap garis horizon atau ufuk. Untuk daerah
khatulistiwa kode sinar matahari adalah AM 1 (1000 watt/m2) dan di luar
atmosphere bumi kode sinar matahari adalah AM 0 yang berarti tidak ada hambatan
udara serta kemiringan sudut terhadap intensitas sinar yang datang.
Kurva Rapat arus vs Tegangan |
External Quantum Efficiency |
Para
Sesepuh Organic Solar Cell dapat mengambil banyak hikmah dari 4 garis di atas.
Hanya dengan sekali lihat mereka bisa mengetahui efisiensi, rapat arus yang
mengalir, tegangan sirkuit, jarak antara energi HOMO donor elektron ke tingkat
energi LUMO akseptor elektron, Efisiensi kuantum, resistensi elektroda, dan
stabilitas cell.
2. Spektroskopi
fluoresensi + UV-Vis
Berguna
untuk mengetahui di mana puncak-puncak serapan lapisan aktif di dalam organic
solar cell sebagai fungsi panjang gelombang. Menggabungkan data UV-Vis dengan
data Fluoresensi memungkinkan peneliti untuk menganalisis posisi panjang
gelombang tempat perubahan kuantum, foton yang datang menghasilkan arus
listrik.
UV-Vis Spectra |
Fluorescene Spectra |
3. Mikroskop
elektron
Menganalisis
ketebalan lapisan organic pada solar cell. Tidak begitu spesial, terlalu mudah
dan akurasinya rendah.
Hasil analisis Mikroskop elektron |
4. SEM
Teknik
yang digunakan adalah cross section
(penampang lintang), 2 kali lebih sulit dari pada melihat morfologi permukaan. Cross section mewajibkan kita mengiris
sampel pada bagian yang tepat secara hati-hati. Berkas elektron dari peralatan
SEM diarahkan pada sisi samping, bukan pada permukaan. Jika kerjanya dilakukan
secara hati-hati dan akurat, peneliti akan mendapatkan pencitraan lapis-demi
lapis material yang menyusun sebuah organic solar cell serta menghitung
ketebalan tiap lapisan secara akurat.
Penampang Lintang Solar Cell |
5. AFM
Sains
terkadang sangat sederhana. AFM ini prinsip kerjanya sama seperti prinsip kerja
orang buta yang berjalan memakai tongkat. Dengan meraba-raba permukaan jalan
yang ada didepannya menggunakan tongkat, orang buta dapat berjalan menuju arah
yang tepat tanpa nyasar ke rumah orang atau nyemplung ke kali. Tongkat pada AFM
disebut cantilever, terbuat dari logam konduktif murni yang sangat-sangat
halus. Tongkat ini dapat meraba permukaan sampel dalam jarak 10 nm sampai 1
mikrometer. Permukaan yang melengkung ke atas seperti gunung voltasenya tinggi,
sedangkan yang melengkung ke bawah
seperti lembah voltasenya rendah. Data yang dihasilkan merupakan perubahan dari
voltase-voltase tadi menjadi bentuk topografi permukaan dengan bantuan sinar
laser sebagai penterjemah voltase. Alat ini cukup akurat untuk menghitung grain size, roughness dan mengetahui
sebaran partikel di permukaan sampel.
AFM Image |
Sebetulnya
masih banyak instrument lain yang di pakai dalam menguji kinerja solar cell
tapi kurang umum karena membahas perbahagian lapisan solar cell dan rumit.
0 komentar:
Posting Komentar