KTT untuk perubahan iklim di Kopenhagen yang baru saja berakhir masih menjadi pusat perhatian masyarakat dunia. Harapan mereka tertuju pada komitmen negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari industri, terutama Amerika Serikat dan China. Kedua negara ini disinyalir menyumbang emisi gas karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar, apalagi Amerika Serikat yang tidak terkait dengan protokol Kyoto. Tanpa ada komitmen yang mengikat, tidak akan ada jaminan kedua negara itu mentaati hasil-hasil KTT kali ini. Padahal emisi gas karbon terus berlanjut, pemanasan global, pengasaman laut, mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan, penurunan keanekaragaman hayati hingga akhirnya penurunan kualitas kehidupan di Planet Bumi.
Mari kita pikirkan sejenak apa yang dapat kita lakukan untuk membantu menyukseskan semangat KTT perubahan iklim yaitu menyelamatkan dunia dari emisi CO2 beserta segala dampak buruknya. Hal pertama yang dibutuhkan masyarakat dunia adalah kepedulian terhadap lingkungan sehingga mereka mau menjadi pionir.
Hal kedua barulah pengetahuan tentang bagaimana bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lingkungan tersebut. Tiga hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim adalah:
1. Menggunakan kendaraan bermotor seperlunya
Kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor mengemisikan gas CO2 sebagai asap sisa pembakaran. Gunakanlah saat benar-benar perlu saja, dengan demikian kita telah ikut membantu mengurangi polusi gas CO2.
2. Gunakan Air Conditioner (AC) sesedikit mungkin
Penting untuk kita ketahui, AC sebenarnya adalah mesin pembuat panas. Alat ini mengambil panas dari dalam ruangan dan membuangnya ke lingkungan, dalam hal ini adalah udara bebas. Sumbangan panasnya bertambah akibat penggunaan arus listrik yang besar dari pembangkit listrik sementara kebanyakan pembangkit listrik itu sendiri menggunakan bahan bakar fosil. Jadilah panas yang disumbangkan berlipat ganda dibandingkan hawa sejuk yang diberikan untuk satu ruangan.
Ironisnya, pemborosan penggunaan AC paling banyak terjadi di instansi-instansi pemerintah. Seringkali AC dibiarkan tetap hidup merajalela siang dan malam padahal pemimimpin negara ini telah berjuang bersama Uni Eropa melobi untuk negara-negara maju di Kopenhagen.
Sebuah contoh yang baik pernah ditampilkan oleh Junichiro Koizumi saat masih menjadi perdana menteri Jepang. Dia mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat Jepang untuk menyesuaikan pakaian kerja mereka dengan musim. Saat musim panas gunakan kemeja tipis tanpa jas dalam ruangan. Sedangkan jika musim gugur dan musim dingin gunakan baju yang tebal dan hangat selama berada di kantor. Dengan cara ini, kerja pendingin atau pemanas ruangan tidak akan terlalu ekstrim sebab telah dibantu oleh pakaian. Himbauan ini mendapat sambutan luar biasa oleh warga Jepang apalagi Koizumi sendiri langsung mempraktekan himbauan tersebut di kantornya.
3. Hematlah listrik
Ini adalah kelanjutan dari penghematan pemakaian AC. Gunakan listrik sehemat mungkin, untuk yang perlu-perlu saja. Cabut kabel listrik dari colokannya jika tidak digunakan lagi. Untuk anda ketahui, meskipun tidak digunakan, kabel listrik yang dibiarkan berada di colokan tetap mengkonsumsi sedikit arus dari PLN.
Ketiga hal di atas memang kelihatan sederhana, jika dilakukan oleh satu orang berarti kepedulian, dilakukan banyak orang berarti penghematan tapi jika dilakukan oleh seluruh penghuni bumi bisa berarti penyelamatan global. Semoga ketiga hal tersebut juga dilakukan oleh para demonstran KTT perubahan iklim di Kopenhagen.
0 komentar:
Posting Komentar